Rabu, 22 Desember 2010

Ketika mengucapkan" insya Allah"

Insya Allah, secara bahasa berarti ‘Jika Allah menghendaki’. Kalimat ini sudah sering digunakan seorang Muslim jika hendak berjanji melakukan sesuatu. Namun ternyata sekarang kalimat ini telah mengalami banyak penyalah-gunaan. Banyak yang menggunakan mengidentikkan Insya Allah dengan keragu-raguan, bahkan ketidaksanggupan memenuhi janji. Misalnya ketika seseorang diajak ke kajian nanti malam, “Akhi, nanti malam ikut kajian ya..” Dia menjawab “Wah, sepertinya saya ada tugas, Insya Allah deh..”. Padahal si akhi ini sebenarnya tidak bisa mengikuti kajian, namun karena tidak enak hati menolaknya maka ia mengatakan Insya Allah. Ini tidak benar.

Jika melihat dalilnya: “Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu ’sesungguhnya aku akan mengerjakan esok,’ kecuali (dengan mengucapkan) insya Allah. Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah ‘mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya daripada ini.” (QS Al-Kahfi: 23-24).

Di ayat tersebut Allah memerintahkan ucapan semacam “Sesungguhnya aku akan mengerjakan besok” harus diikuti dengan ucapan Insya Allah. Sedangkan ucapan “Sesungguhnya aku akan mengerjakan besok” adalah ucapan kepastian, keyakinan diri dapat melakukan, bukan ucapan keragu-raguan. Maka Insya Allah adalah penegas ucapan kepastian dan keyakinan. Bukan keragu-raguan.

Namun yang istimewa, kalimat Insya Allah menunjukkan tawakkal. Bahwa Allah-lah yg Maha Menentukan sesuatu kejadian. Manusia hanya berencana dan berikhtiar, Allah yang menentukan hasilnya. Manusia terlalu lemah untuk mengucapkan ‘pasti’, karena ALlah dapt berkehendak lain. Maka, benar bila ada yang mengatakan Insya Allah itu 99,99% pasti. Hampir 100%. Yang 0,01% adalah faktor X yang merupakan kehendak lain dari Allah yang memang bisa mengubah 99,99% lainnya.

Maka, bila tidak yakin atau tidak dapat memastikan maka cukup katakan “Wah, saya tidak bisa” atau “Wah saya ragu dapat menghadiri…”. Bila yakin bisa baru katakan “Insya Allah”. Dan janji harus ditepati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar