Rabu, 07 April 2010

UJI VALIDITAS

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat–tingkat kevalidan atau kesalahan suatu instrumen berupa angket atau kuesioner. Tinggi rendahnya validitas menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan sifat yang diukur, kondisi dimana hasil penelitian dapat dikatakan valid bila data-data yang diperoleh dengan penggunaan alat (instrumen) dapat menjawab tujuan penelitian. Secara umum dapat dikatakan bahwa data ayng mempunyai nilai validitas tinggi akan memberikan nilai reliabilitas yang baik, tetapi tidak berlaku sebaliknya.

Menurut Santosa,(2005) untuk melakukan uji validitas, tahap-tahap yang harus dilakukan untuk melakukan uji validitas adalah :

1) Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur. Jadi untuk menguji validitas suatu konsep, tahap awal yang harus dilakukan adalah menjabarkan konsep dalam suatu definisi operasional.

2) Melakukan uji coba pada beberapa responden. Uji coba minimal dilakukan terhadap 30 orang.

3) Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.

4) Menghitung nilai korelasi antara masing-masing skor butir jawaban dengan skor total dari butir jawaban.

Tipe-tipe umum pengukuran validitas :

1) Validitas isi

Validitas isi merupakan validitas yang diperhitungkan melalui pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional. Pertanyaan yang dicari jawabannya dalam validitas ini adalah “ sejauh mana item-item dalam suatuu alat ukur mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur dari keseluruhan kawasan”. Pengertian validitas “ mecakup keseluruhan kawasan isi”, tidak saja menunjukkan bahwa alat ukur tersebut harus komprehensif isinya, tapi juga memuat isi yang relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan ukur.

Walaupun isi dan kandungannya komprehensif tetapi bila suatu alat ukur mengikiutsertakan pula item-item yang tidak relevan dan berkaitan dengn hal-hal di luar tujuan ukurnya maka validitas alat ukur tersebut tidak dapat dikatakan memenuhi ciri-ciri validitas yang sesungguhnya. Validitas isi terbagi menjadi dua tipe, yaitu :

a) Face Validity (Validitas Muka)

Validitas muka ini adalah tipe validitas yang paling rendah signifikasinya karena hanya didasarkan pada penilaian selintas mengenai isi alat ukur. Apabila isi alat ukur telah tampak sesuai dengn apa yang ingin diukur, maka dapat dikatakan validitas muka telah terpenuhi. Dengn alasan kepraktisan, banyak alat ukur yang pemakaiannya terbatas hanya mengandalkan validitas muka.

b) Logical Validity (Validitas Logis)

Validitas logis disebut juga sebagai validitas sampling. Validitas ini menunjuk pada sejauh mana isi alat ukur merupakan representasi dari aspek yang hendak diukur. Untuk memperoleh validitas logis yang tinggi, suatu alat ukur harus dirancang sedemikian rupa sehingga benar-benar berisi item yang relevan dan perlu menjadi bagian alat ukur secara keseluruhan. Suatu objek ukur yang hendak diungkap oleh alat ukur hendaknya harus dibatasi lebih dahulu kawasan perilakunya secara seksama dan konkrit. Validitas logis memang sangat penting peranannya dalam penyusunan tes presentasi dan penyusunan skala, yaitu dengan memanfaatkan blue-print atau table spesifikasi.

2. Validitas konstruk

Validitas konstruk adalah validitas yang menunjukkan sejauh mana alat ukur mengungkap suatu konstruk teoritis yang hendak diukurnya. Pengujian validitas konstruk merupakan proses yang terus berlanjut sejalan dengan perke,bangan konsep mengenai trait yang diukur. Walaupun pengujian validitas konstruk biasanya memerlukan teknik analisis statistik yang lebih kompleks daripada teknik yang dipakai pada pengujian validitas empiris lainnya tetapi validitas konstruk tidaklah dinyatakan dalam bentuk koefisien validitas tunggal.

3. Validitas Berdasar Kriteria

Pendekatan validitas kriteria menghendaki tersedianya kriteria eksternal yang dapat dijadikan dasar pengujian suatu alat ukur. Suatu kriteria adalah variabel perilaku yang akan diprediksikan oleh suatu alat skor. Untuk melihat tinggginya validitas berdasar kriteria, maka dilakukan komputasi korelasi antara skor alat ukur dengan skor kriteria. Validitas berdasar kriteria menghasilkan dua macam validitas, yaitu validitas prediktif dan validitas konkruen. Dalam prakteknya validitas criteria yang sering dilakukan praktisi peneliti yaitu dengan melakukan korelasi Pearson Product Moment antar item kuesioner dengan jumlah skor kuesioner. Akan tetapi uji ini tidak dapat menganalisis hubungan antar item dalam instrumen secara simultan sebagaimana metode multivariat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar