Senin, 04 Oktober 2010

PROAKTIF DALAM DAKWAH

Resume Proaktif Dalam Dakwah

Hasan Al-Banna

Meluasnya basis jamaah, meluasnya kebangkitan islam, perbedaan model pergerakan menggiring kepada pentingnya pembinaan keimanan pada diri da’i dan sikap proaktif melakukan amal-amal yang membuahkan hasil tanpa menunggu perintah. Sikap proaktif berarti menghormati dan menilai positif diri sendiri, sehingga Ia tidak merendahkan dirinya dengan berkata bahwa Ia tidak bisa mengatasi suatu perkara. Proaktif dalam dakwah berarti seorang da’i memiliki kesadaran, pengetahuan, dan iman untuk mendapatkan suatu berita, antusiasme menyebarkan tauhid disertai kemampuan pelaksanaan, penjelasan dan keberanian meminta maaf.

Ciri khas proaktif dalam dakwah :

Individualitas taklif

Setiap muslim akan dihisab di hari kiamat secara individual walaupun amal yang dilakukan secara berjamaah. Oleh karena itu da’i harus bersikap proaktif melakukan berbagai amal tanpa memandang kepada perbuatan si fulan atau perkataan si fulan. Ia tidak boleh menunggu izin dari orang lain untuk melakukan suatu perbuatan kecuali perbuatan itu menjadi bagian dari perencanaan.

Tidak memandang kecil suatu perkara.

Banyak perkara kecil menjadi besar karena niat, dan banyak perkara besar menjadi kecil karena niat pula. Peradaban berawal dari usaha-usaha individual, banyak organisasi islam lahir berkat usaha proaktif seorang da’i dengan dibantu beberapa da’i pada mulanya kemudian berkembang menjadi lembaga-lembaga publik yang menghasilkan pekerjaan besar yang berpengaruh. Hal itu menunjukkan bahwa amal-amal besar dimulai dari sekumpulan amal-amal kecil lalu berkembang seiring waktu dan diberkahi Allah.

Bersegera melakukan hal kecil yang bermanfaat.

Bersegera melakukan hal kecil yang bermanfaat itu akan lebih baik daripada diam dan diam akan lebih baik daripada ucapan batil. Jiwa diciptakan untuk berbuat dan senang berbicara, apabila keduanya tidak bertumpu pada kebenaran maka kecenderungannya adalah berbicara batil.

Apabila telah selesai, mulailah yang baru

Seorang da’i harus menyambung satu amal dengan amal lain karena kesempatan hidup sangat terbatas.


Hal yang memperkuat proaktif dalam dakwah :

Tetaplah menjaga semangat

Karena semangat adalah awal mula setiap perkara. Menjaga semangat akan mengantarkan kebaikan dengan segera.

Ilmu

Setiap amal yang tidak dilatarbelakangi dengan ilmu, maka amal itu tidak bermanfaat bagi pemiliknya. Seorang ulama mengatakan, “siapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu, maka ia lebih banyak merusak daripada memperbaiki.”

Kreatifitas

Seorang da’i hendaknya berusaha menurut kesiapan dan kemampuannya. Setiap orang pasti memiliki karakter tertentu, posisi khusus, dan kreatifitas yang khas. Diantara mereka ada yang memberi saran dan usul, ada yang menjelaskan dan menerangkan, ada yang menambahi dan menutupi kekurangan dalam dakwah dan pergerakan iman.


Hal yang harus diingat :

Waspadai waktu luang

Jangan membuang-buang waktu dengan tidak melakukan amal akhirat, tidak pula amal dunia. Abdullah Ibn Mubarak pernah ditanya, “Seusai sholat, mengapa Anda tidak duduk bersama kami?” Ia menjawab, “aku duduk bersama para sahabat dan tabi’in. Aku membaca buku-buku tentang mereka dan atsar mereka. Apa yang bisa kulakukan bersama kalian? Kalian berbuat ghibah kepada manusia.”

Waspadai hawa nafsu

Karena orang yang suka mengikuti hawa nafsu itu enggan berbuat yang benar

Waspadai masa vakum

Banyak da’i yang menekuni suatu amal kemudian vakum, padahal keberkahan hanya ada pada kontinuitas. Kontinuitas pada satu amal termasuk pertanda niat dan tujuan yang benar.



Fitriana Dewi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar